TUGAS HUKUM DALAM PEMBANGUNAN
EKONOMI
MAKALAH TENTANG PERANAN HUKUM DALAM
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
BAB I
I.1 Pendahuluan
Sumber
daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM potensi yang
terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya
sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya
kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam
pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral
dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang
kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan
organisasi.
Sebagai
ilmu, SDM dipelajari dalam manajemen sumber daya manusia atau (MSDM). Dalam bidang ilmu ini, terjadi sintesa antara ilmu
manajemen dan psikologi. Mengingat struktur SDM dalam industri-organisasi
dipelajari oleh ilmu manajemen, sementara manusia-nya sebagai subyek pelaku
adalah bidang kajian ilmu psikologi.
II.2
Latar Belakang Masalah
Dewasa
ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka,
melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena
itu kemudian muncullah istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C.
atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama,
tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan
dengan portfolio investasi) dan juga bukan sebaliknya sebagai liability
(beban,cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau
organisasi lebih mengemuka
Generasi muda Indonesia jangan
merasa kalah dengan bangsa asing. Dengan level kualitas yang dimiliki, generasi
muda Tanah Air memiliki kualitas yang hampir sama dan mampu bersaing di level
internasional.
Hanya saja, terkadang generasi muda
Indonesia memiliki kelemahan dalam tiga hal: komunikasi dalam Bahasa Inggris,
inovatif dan jiwa kewirausahaan, dan terakhir soft skill yang mencakup
penilaian terhadap kemampuan diri sendiri.
Sumber daya manusia adalah kemampuan
terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan
sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi
kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.
Andrew E. Sikula
(1981;145) mengemukakan bahwa:
“Perencanaan
sumber daya manusia atau perencanaan tenaga kerja didefinisikan sebagai proses
menentukan kebutuhan tenaga kerja dan berarti mempertemukan kebutuhan tersebut
agar pelaksanaannya berinteraksi dengan rencana organisasi”.
George Milkovich dan
Paul C. Nystrom (Dale Yoder, 1981:173) mendefinisikan bahwa:
“Perencanaan
tenaga kerja adalah proses peramalan, pengembangan, pengimplementasian dan
pengontrolan yang menjamin perusahaan mempunyai kesesuaian jumlah pegawai,
penempatan pegawai secara benar, waktu yang tepat, yang secara otomatis lebih
bermanfaat”.
Perencanaan SDM merupakan proses analisis dan
identifikasi tersedianya kebutuhan akan sumber daya manusia sehingga organisasi
tersebut dapat mencapai tujuannya.
I.3 Sistematika Penulisan
Penulisan hukum ini terdiri dari 3
(Tiga) bab, dan masing-masing bab dari sub-sub bab. Adapun susunannya :
BAB I : Pada bab ini dipaparkan mengenai
latar belakang penulisan makalah serta
sistematika penulisan
BAB II : Pada bab ini dijelaskan secara rinci
mengenai peranan hokum dalam
proses pengelolaan sumber daya manusia.
BAB III : Pada bab ini dipaparkan kesimpulan
dari permasalah yang telah dibahas
dalam bab kedua
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
Ruang Lingkup Sumber Daya Manusia
1.
Kepentingan
Perencanaan SDM
Ada tiga kepentingan
dalam perencanaan sumber daya manusia (SDM), yaitu:
·
Kepentingan Individu.
·
Kepentingan Organisasi
·
Kepentingan Nasional
2.
Komponen-komponen Perencanaan SDM
Terdapat beberapa
komponen yang perlu diperhatikan dalam perencanaan SDM, yaitu:
Tujuan
Perencanaan
SDM harus mempunyai tujuan yang berdasarkan kepentingan individu, organisasi
dan kepentingan nasional. Tujuan perencanaan SDM adalah menghubungkan SDM yang
ada untuk kebutuhan perusahaan pada masa yang akan datang untuk menghindari
mismanajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.
Perencanaan
Organisasi
Perencanaan
Organisasi merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengadakan
perubahan yang positif bagi perkembangan organisasi. Peramalan SDM dipengaruhi
secara drastis oleh tingkat produksi. Tingkat produksi dari perusahaan penyedia
(suplier) maupun pesaing dapat juga berpengaruh. Meramalkan SDM, perlu
memperhitungkan perubahan teknologi, kondisi permintaan dan penawaran, dan
perencanaan karir.
Kesimpulannya,
PSDM memberikan petunjuk masa depan, menentukan dimana tenaga kerja diperoleh,
kapan tenaga kerja dibutuhkan, dan pelatihan dan pengembangan jenis apa yang
harus dimiliki tenaga kerja. Melalui rencana suksesi, jenjang karier tenaga
kerja dapat disesuaikan dengan kebutuhan perorangan yang konsisten dengan
kebutuhan suatu organisasi.
Syarat
– syarat perencanaan SDM
·
Harus mengetahui secara jelas masalah
yang akan direncanakannya.
·
Harus mampu mengumpulkan dan
menganalisis informasi tentang SDM.
·
Harus mempunyai pengalaman luas tentang
job analysis, organisasi dan situasi persediaan SDM.
·
Harus mampu membaca situasi SDM masa
kini dan masa mendatang.
·
Mampu memperkirakan peningkatan SDM dan
teknologi masa depan.
·
Mengetahui secara luas peraturan dan
kebijaksanaan perburuhan pemerintah.
3.
Proses perencanaan SDM
Strategi SDM adalah alat yang
digunakan untuk membantu organisasi untuk mengantisipasi dan mengatur penawaran
dan permintaan SDM. Strategi SDM ini memberikan arah secara keseluruhan
mengenai bagaimana kegiatan SDM akan dikembangkan dan dikelola.
Pengembangan rencana SDM merupakan
rencana jangka panjang. Contohnya, dalam perencanaan SDM suatu organisasi harus
mempertimbangkan alokasi orang-orang pada tugasnya untuk jangka panjang tidak
hanya enam bulan kedepan atau hanya untuk tahun kedepan. Alokasi ini membutuhkan
pengetahuan untuk dapat meramal kemungkinan apa yang akan terjadi kelak seperti
perluasan, pengurangan pengoperasian, dan perubahan teknologi yang dapat
mempengaruhi organisasi tersebut.
Prosedur perencanaan
SDM :
·
Menetapkan secara jelas kualitas dan
kuantitas SDM yang dibutuhkan.
·
Mengumpulkan data dan informasi tentang
SDM.
·
Mengelompokkan data dan informasi serta
menganalisisnya.
·
Memilih yang terbaik dari alternative
yang ada menjadi rencana.
·
Menginformasikan rencana kepada para
karyawan untuk direalisasikan.
Metode PSDM ,dikenal atas metode
nonilmiah dan metode ilmiah. Metode nonilmiah diartikan bahwa perencanaan SDM
hanya didasarkan atas pengalaman, imajinasi, dan perkiraan-perkiraan dari
perencanaanya saja. Rencana SDM semacam ini risikonya cukup besar, misalnya
kualitas dan kuantitas tenaga kerja tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Akibatnya timbul mismanajemen dan pemborosan yang merugikan perusahaan.
Metode ilmiah diartikan bahwa PSDM
dilakukan berdasarkan atas hasil analisis dari data, informasi, dan peramalan
(forecasting) dari perencananya. Rencana SDM semacam ini risikonya relative
kecil karena segala sesuatunya telah diperhitungkan terlebih dahulu.
4.
Pengevaluasian Rencana SDM
Jika
perencanaan SDM dilakukan dengan baik, akan diperoleh keuntungan-keuntungan
sebagai berikut:
Manajemen puncak memiliki pandangan yang
lebih baik terhadap dimensi SDM atau terhadap keputusan-keputusan bisnisnya.
Biaya SDM menjadi lebih kecil karena
manajemen dapat mengantisipasi ketidakseimbangan sebelum terjadi hal-hal yang
dibayangkan sebelumnya yang lebih besar biayanya.
Tersedianya lebih banyak waktu untuk
menempatkan yang berbakat karena kebutuhan dapat diantisipasi dan diketahui
sebelum jumlah tenaga kerja yang sebenarnya dibutuhkan.
Adanya kesempatan yang lebih baik untuk
melibatkan wanita dan golongan minoritas didalam rencana masa yang akan datang.
Pengembangan para manajer dapat
dilaksanakan dengan lebih baik.
II.2
Kendala-kendala PSDM
1. Standar kemampuan
SDM
Standar
kemampuan SDM yang pasti belum ada, akibatnya informasi kemampuan SDM hanya
berdasarkan ramalan-ramalan (prediksi) saja yang sifatnya subjektif. Hal ini
menjadi kendala yang serius dalam PSDM untuk menghitung potensi SDM secara
pasti.
2. Manusia (SDM) Mahluk
Hidup
Manusia
sebagai mahluk hidup tidak dapat dikuasai sepenuhnya seperti mesin. Hal ini
menjadi kendala PSDM, karena itu sulit memperhitungkan segala sesuatunya dalam
rencana. Misalnya, ia mampu tapi kurang mau melepaskan kemampuannya.
3. Situasi SDM
Persediaan,
mutu, dan penyebaran penduduk yang kurang mendukung kebutuhan SDM perusahaan.
Hal ini menjadi kendala proses PSDM yang baik dan benar
4. Kebijaksanaan
Perburuhan Pemerintah
Kebijaksanaan
perburuhan pemerintah, seperti kompensasi, jenis kelamin, WNA, dan kendala lain
dalam PSDM untuk membuat rencana yang baik dan tepat.
II.3
Peramalan dalam SDM
Peramalan (forecasting) menggunakan
informasi masa lalu dan saat ini untuk mengidentifikasi kondisi masa depan yang
diharapkan. Proyeksi untuk masa yang akan datang tentu saja ada unsur
ketidaktepatan. Basanya orang yang berpengalaman mampu meramal cukup akurat
terhadap benefit organisasi dalam rencana jangka panjang.
Pendekatan-pendekatan untuk meramal
SDM dapat dimulai dari perkiraan terbaik dari para manajer sampai pada simulasi
komputer yang rumit. Asumsi yang sederhana mungkin cukup untuk jarak tertentu,
tetapi jarak yang rumit akan diperlukan untuk yang lain.
Jangka
waktu peramalan
Peramalan
SDM harus dilakukan melalui tiga tahap: perencanaan jangka pendek, menengah dan
panjang.
Peramalan
terhadap kebutuhan SDM (permintaan)
Penekanan
utama dari peramalan SDM saat ini adalah meramalkan kebutuhan SDM organisasi
atau permintaan kebutuhan akan SDM. Ramalan permintaan dapat berupa penilaian subjektif
atau matematis.
Metode meramalkan
permintaan, yaitu:
1. Metode penilaian
terdiri dari:
a.
Estimasi dapat top down atau bottom up, tetapi pada dasarnya yang
berkepentingan ditanya “Berapa orang yang akan anda butuhkan tahun depan?”
b.
Rules of thumb mempercayakan pedoman umum diterapkan pada situasi khusus dalam
organisasi . Contoh; pedoman “one operations managers per five reporting
supervisors” membantu dan meramalkan jumlah supervisor yang dibutuhkan dalam
suatu divisi. Bagaimanapun, hal ini penting untuk menyesuaikan pedoman untuk
mengetahui kebutuhan departemen yang sangat bervariasi.
Teknik Delphi menggunakan input dari
kelompok pakar. Opini pakar dicari dengan menggunakan kuesioner terpisah dalam
situasi diramalkan. Opini pakar kemudian digabungkan dan dikembalikan kepada
para pakar untuk opini tanpa nama yang kedua. Proses ini akana berlangsung
beberapa pakar hingga pakar pada umumnya asetuju pada satu penilaian. Sebagai
contoh, pendekatan ini telah digunakan untuk meramalakan pengaruh teknologi
pada Manajemen SDM dan kebutuhan perekrutan staff.
Teknik kelompok Nominal, tidak
seperti Delphi, membutuhkan pakar untuk bertemu secara langsung. Gagasan mereka
biasanya timbul secara bebas pada saat pertama kali, didiskusikan sebagai
kelompok dan kemudian disusun senagai laporan.
2. Metode Matematika,
terdiri dari:
a.
Analisis Regresi Statistik membuat perbandingan statistik dari hubungan masa
lampau diantara berbagai faktor. Sebagai contoh, hubungan secara statistik
antara penjualan kotor dan jumlah karyawan dalam rantai retail mungkin berguna
dalam meramalkan sejumlah karyawan yang akan dibutuhkan jika penjualan retail
meningkat 30 %.
b.
Meode Simulasi merupakan gambaran situasi nyata dalam bentuk abstrak sebagai
contoh, model ekonometri meramalkan pertumbuhan dalam pemakaian software akan
mengarahkan dalam meramalkan kebutuhan pengembangan software.
c.
Rasio Produktivitas menghitung rata-rata jumlah unit yang diproduksi
perkaryawan. Rata-rata ini diaplikasikan untuk ramalan penjualan untuk menentukan
jumlah karyawan yang dibutuhkan, sebagai contoh, suatu perusahaan dapat
meramalkan jumlah penjualan representative menggunakan rasio ini.
d.
Rasio jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dapat digunakan untuk meramalkan
tenaga kerja tak langsung. Sebagai contoh, jika perusahaan biasanya menggunakan
satu orang klerikal untuk 25 tenaga kerja produksi, yang rasio dapat digunakan
untuk membantu estimasi untuk tenaga klerikal.
II.4
ESTIMASI PERSEDIAAN/SUPPLY SDM INTERNAL DAN EKSTERNAL
Kalau sudah ada proyeksi permintaan
HR dimasa yang akan datang, masalah berikutnya adalah bagaimana mengisi
kebutuhan tersebut.
Ada dua sumber persediaan SDM :
internal dan eksternal. Persediaan/supply internal bisa berasal dari karyawan
yang telah ada yang dapat dipromosikan, ditransfer, atau didemosi untuk mengisi
lowongan. Supply eksternal berasal dari luar atau mereka yang tidak sedang
bekerja di organisasi tersebut dan siap direkrut oleh organisasi/perusahaan.
II.5
PENILAIAN INTERNAL TERHADAP
KETENAGAKERJAAN ORGANISASI
Bagian dari perencanaan sumber daya
manusia adalah menganalisis pekerjaan yang perlu dilakukan dan keahlian yang
terdapat pada seseorang untuk melakukan suatu tugas. Kebutuhan organisasi harus
di bandingkan dengan penyediaan tenaga kerja yang ada.
Tidak hanya sekedar menghitung
jumlah karyawan. Harus dilakukan audit tenaga kerja yang sudah ada untuk
mengetahui kemampuan pekerja yang ada. Informasi ini menjadi dasar estimasi
tentatif mengenai lowongan-lowongan yang dapat diisi oleh karyawan yang ada.
Penugasan tentatif ini biasanya
dicatat di”Replacement Chart”. Chart ini merupakan representasi visual
menyangkut SIAPA yang akan menggantikan SIAPA jika terjadi pergantian. Namun
karena informasinya yang terbatas maka perlu juga dilengkapi dengan “Replacement
Summaries”.
Mempertimbangkan karyawan-karyawan
yang sudah ada untuk lowongan di masa yang akan datang adalah penting jika
karyawan diproyeksikan memiliki karir yang panjang.
Audit and Replacement Chart juga
penting bagi HRD. Dengan pengetahuan akan karyawan yang lebih banyak, HRD dapat
merencanakan recruiting, training, dan career planning secara lebih efektif.
Pengetahuan ini juga dapat membantu
HRD untuk memenuhi AAP dengan mengidentifikasi calon-calon minoritas interen
untuk lowongan-lowongan tertentu.
Berikut
adalah pertanyaan yang di berikan selama penilaian internal:
1.
Pekerjaan apa yang ada pada saat ini ?
2.
Berapa banyak orang yang mengerjakan setiap tugas ?
3.
Apa hubungan laporan di antara tugas-tugas tersebut ?
4.
Berapa pentingnya masing-masing tugas tersebut ?
5.
Pekerjaan manakah yang membutuhkan penerapan strategi organisasi ?
6.
Apa saja karakteristik dari pekerjaan yang di harapkan ?
Metode-metode
yang digunakan untuk mengestimasi/menilai supply SDM internal yaitu:
1.1.
Auditing Pekerjaan dan Keahlian
Tahap permulaan untuk mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan yang ada didalam suatu perusahaan adalah mengaudit
pekerjaan yang sedang dilakukan organisasi pada saat ini. Penilaian internal
ini menolong menempatkan kedudukan suatu organisasi dalam mengembangkan atau
memantapkan keunggulan kompetitif. Analisis yang komprehensif dari semua
pekerjaan saat ini memberikan dasar untuk mengetahui tindakan apa yang harus
dilakukan pada masa yang akan datang.
Audit SDM merupakan tindak lanjut
dari realisasi perencanaan-perencanaan yang telah dilakukan.
Kepentingan
audit bagi perusahaan:
·
Untuk mengetahui prestasi karyawan.
·
Untuk mengetahui besarnya kompensasi
karyawan yang bersangkutan.
·
Untuk mengetahui kreativitas dan
perilaku karyawan.
·
Untuk menetapkan apakah karyawan perlu
dimutasi (vertical-horizontal) dan atau diberhentikan
·
Untuk mengetahui apakah karyawan itu
dapat bekerja sama dengan karyawan lainya.
Kepentingan
audit bagi SDM:
Untuk memenuhi kepuasan ego manusia yang
selalu ingin diperhatikan dan mendapat nilai/pujian dari hasil kerjanya. Karyawan
ingin mangetahui apakah prestasi kerjanya lebih baik dari pada karyawan lainya.
Untuk kepentingan jasa dan promosinya.
·
Mengakrabkan hubungan para karyawan
dengan pimpinannya
Tujuan audit SDM
Untuk mengetahui apakah pelaksanaan dan
hasil kerja karyawan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Untuk mengetahui apakah semua karyawan
dapat menyelesaikan job description-nya dengan baik dan tepat waktu.
Sebagai pedoman menentukan besarnya balas
jasa kepada setiap karyawan.
Sebagai dasar pertimbangan pemberian
pujian dan atau hukuman kepada setiap karyawan.
Sebagai dasar pertimbangan pelaksanaan
mutasi vertical (promosi atau demosi), horizontal, dan atau alih tugas bagi
karyawan.
Untuk memotivasi peningkatan semangat
kerja, prestasi kerja, dan kedisiplian karyawan.
Inventarisasi
Kemampuan Organisasi
Sumber dasar dari data tenaga kerja
adalah data Sumber Daya Manusia pada organisasi. Perencana dapat menggunakan
inventarisasi ini untuk menentukan kebutuhan jangka panjang untuk perekrutan,
penyeleksian dan pengembangan sumber daya manusia. Juga informasi tersebut
dapat menjadi dasar untuk menentukan kemampuan tambahan yang diperlukan tenaga
kerja masa mendatang yang mungkin belum diperlukan pada saat ini
Komponen
Inventarisasi Kemampuan Organisasi sering kali terdiri dari:
a. Demografi
tenaga kerja secara individu ( umur, masa kerja di organisasi, masa kerja pada
jenis tugas yang sekarang).
b. Kemajuan
karier secara individu penanggung tugas, waktu yang diperlukan untuk setiap
jenis tugas, promosi atau perbahan ke tugas lain, tingkat upah).
c. Data
kinerja secara individu ( penyerlesaian pekerjaan, perkembangan pada
keahliannya)
Ketiga
informasi diatas dapat diperluas meliputi:
a. Pendidikan
dan pelatihan
b. Mobilitas
dan letak geografis yang diinginkan
c. Bakat,
kemampuan dan keinginan yang spesifik
d. Bidang
yang diminati dan tingkat promosi didalam perusahaan
e. Tingkat
kemampuan untuk promosi
f. Pensiun
yang diharapkan
BAB
III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari penjelasan
diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa hokum memiliki peranan yang cukup
penting dalam pengelolaan sumber daya manusia. Seperti dalam hal pengaturan hokum lingkungan
berupa AMDAL dan lainnya.
III.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah :
1. Sosialisasi
yang lebih jelas mengenai aturan-aturan hokum dalam pengelolaan sumber daya
manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar