STRUKTUR SOSIAL DAN KONFLIK SOSIAL
Standar kompetensi :
Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik dan mobilitas sosial.
Kompetensi Dasar : - Mendeskripsikan bentuk-bentuk struktur sosial dalam fenomena kehidupan.
- Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat.
- Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat.
A.
Definisi
Struktur Sosial
Secara
harfiah, struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak
harus dalam bentuk fisik, ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial.
Menurut ilmu sosiologi, struktur sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang
membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Susunannya bisa vertikal
atau horizontal.
Beberapa
contoh susunan sosial yang vertikal diantaranya adanya kelompok berdasarkan orang
kaya yang menempati tempat teraras, kelompok menengah menempati posisi kedua,
sementara kelompok orang miskin berada di posisi terbawah. Sedangkan contoh
untuk susunan sosial yang horizontal antara lain adanya kelompok menurut jenis
kelamin, kelompok menurut agama dan kelompok menurut suku.
Sehingga
dapat disimpulkan, bahwa kelompok vertikal merupakan kelompok yang peranannya
tidak dapat dipisahkan dari status yang tertinggi hingga status yang terendah.
Sedangkan kelompok sosial yang memiliki dimensi horizontal adalah kelompok
sosial yang dibagi berdasarkan kesamaan karakteristik.
Pengertian
struktur sosial menurut pendapat para ahli.
· Soerjono Soekanto: struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan peranan-peranan sosial.
· E. R. Lanch: cita-cita tentang distribusi kekuasaan diantara individu dan kelompok sosial
· Raymond Flirth: pergaulan hidup manusia meliputi berbagai tipe kelompok yang terjadi dari banyak orang dan meliputi pula lembaga-lembaga di mana orang banyak tersebut ambil bagian.
· George Simmel, struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya
· George C. Homans, struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.
· William Kornblum, struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya pengulangan pola perilaku individu.
Dari definisi tersebut diatas disimpulkan bahwa struktur sosial merupakan tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat, yang di dalamnya terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan yang mengacu pada suatu keteraturan perilaku di dalam masyarakat
· Soerjono Soekanto: struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan peranan-peranan sosial.
· E. R. Lanch: cita-cita tentang distribusi kekuasaan diantara individu dan kelompok sosial
· Raymond Flirth: pergaulan hidup manusia meliputi berbagai tipe kelompok yang terjadi dari banyak orang dan meliputi pula lembaga-lembaga di mana orang banyak tersebut ambil bagian.
· George Simmel, struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya
· George C. Homans, struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.
· William Kornblum, struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya pengulangan pola perilaku individu.
Dari definisi tersebut diatas disimpulkan bahwa struktur sosial merupakan tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat, yang di dalamnya terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan yang mengacu pada suatu keteraturan perilaku di dalam masyarakat
B. Ciri-ciri Struktur Sosial
1. Muncul
pada kelompok masyarakat
Struktur sosial hanya bisa muncul pada
individu-individu yang memiliki status dan peran. Status dan peranan
masing-masing individu hanya bisa terbaca ketika mereka berada dalam suatu
sebuah kelompok atau masyarakat.
Pada setiap sistem sosial terdapat macam-macam status
dan peran indvidu. Status yang berbeda-beda itu merupakan pencerminan hak dan
kewajiban yang berbeda pula. Contoh pada ruang lingkup kehidupan sehari-hari
adalah tugas seorang ketua RW berbeda dengan tugas seorang Camat ataupun lurah,
dimana masing-masingnya memiliki hak dan kewajiban yang berbeda.
2. Berkaitan
erat dengan kebudayaan
Kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu
kebudayaan. Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri. Indonesia
mempunyai banyak daerah dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Hal ini
menyebabkan beraneka ragam struktur sosial yang tumbuh dan berkembang di
Indonesia.
Hal-hal yang memengaruhi struktur sosial masyarakat
Indonesia adalah sbb:
a. Keadaan
geografis
Kondisi geografis terdiri dari
pulau-pulau yang terpisah. Masyarakatnya kemudian mengembangkan bahasa,
perilaku, dan ikatan-ikatan kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
b. Mata
pencaharian
Masyarakat Indonesia memiliki mata
pencaharian yang beragam, antara lain sebagai petani, nelayan, ataupun sektor
industry.
c. Pembangunan
Pembangunan dapat memengaruhi
struktur sosial masyarakat Indonesia. Misalnya pembangunan yang tidak merata
antra daerah dapat menciptakan kelompok masyarakat kaya dan miskin.
3. Dapat
berubah dan berkembang
Masyarakat tidak statis karena terdiri dari
kumpulan individu. Mereka bisa berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan
zaman. Karenanya, struktur yang dibentuk oleh mereka pun bisa berubah sesuai
dengan perkembangan zaman.
Penghambat perubahan :
a.
kurang intensif hubungan komunikasi dengan
masyarakat lain
b.
Perkembangan IPTEK yang lambat
c.
Sifat masyarakat yang sangat tradisional
d.
ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan
kuat dalam masyarakat;
e.
prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru
f.
rasa takut jika terjadi kegoyahan pada
masyarakat bila terjadi perubahan
g.
pengaruh adat atau kebiasaan
4. Mengatur tata kelakuan dan pola hububgan
masyarakat.
Artinya
struktur sosial yang dimiliki suatu masyarakat berfungsi untuk mengatur
berbagai bentuk hubungan antarindividu di dalam masyarakat tersebut. Setiap
kelompok sosial pasti terdapat suatu aturan ataupun adat istiadat yang harus
dipatuhi oleh anggota dari kelompok tersebut, missal : kelompok orang yang
beragama pasti ada aturan yang mengikat.
C.
Fungsi
Struktur Sosial
1.
Fungsi Identitas
Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh
sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar
belakang ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri
sebagai pembeda dari kelompok lainnya.
2.
Fungsi Kontrol
Fungsi ini untuk mengontrol individu yang berada di salam struktur
tersebut. Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri
individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam
masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya dalam
struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan niatnya
melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi menibulkan konsekuensi
yang pahit.
3.
Fungsi Pembelajaran
Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam
masyarakatnya. Hal ini dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu
tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur
sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.
D.
Bentuk
Struktur Sosial
Bentuk
struktur sosial terdiri dari stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial.
Masing-masing punya ciri tersendiri.
1. Stratifikasi
Sosial
Stratifikasi berasal dari kata strata atau tingkatan. Stratifikasi
sosial adalah struktur dalam masyarakat yang membagi masyarakat ke dalam
tingkatan-tingkatan. Ukuran yang dipakai bisa kekayaan, pendidikan, keturunan,
atau kekuasaan.
Adanya perbedaan dalam jumlah harta, jenjang pendidikan, asal-usul keturunan, dan kekuasaan membuat manusia dapat disusun secara bertingkat. Ada yang berada di atas, ada pula yang menempati posisi terbawah.
Berdasarkan sifatnya, stratifikasi sosial dapat dibagi menjadi 3 :
§
Stratifikasi Sosial Tertutup › Adalah
stratifikasi sosial yang tidak memungkinkan terjadinya perpindahan posisi
(mobilitas sosial). Seseorang yang menjadi anggota dan berada pada lapian
terendah tidak bisa naik ke posisi yang lebih tinggi.
§
Stratifikasi Sosial terbuka › Adalah
stratifikasi yang mengizinkan adanya mobilitas, baik naik ataupun turun. Biasanya stratifikasi ini tumbuh pada masyarakat modern. Bentuk-bentuk mobilitas sosial :
a.
Mobilitas Sosial Horizontal
Di
sini, perpindahan yang terjadi tidak mengakibatkan berubahnya status dan
kedudukan individu yang melakukan mobilitas.
b.
Mobilitas Sosial Vertikal
Mobilitas
sosial yang terjadi mengakibatkan terjadinya perubahan status dan kedudukan
individu. Mobilitas sosial vertikal terbagi menjadi 2:
-
Vertikal naik
› Status dan kedudukan individu naik setelah terjadinya mobilitas sosial tipe
ini.
-
Vertikal
turun › Status dan kedudukan individu turun setelah terjadinya mobilitas sosial
tipe ini.
c.
Mobilitas antargenerasi
Ini
bisa terjadi bila melibatkan dua individu yang berasal dari dua generasi yang
berbeda.
§ Stratifikasi Sosial Campuran › Hal ini bisa terjadi bila stratifikasi sosial terbuka
bertemu dengan stratifikasi sosial tertutup. Anggotanya kemudian menjadi
anggota dua stratifikasi sekaligus. Ia harus menyesuaikan diri terhadap dua
stratifikasi yang ia anut.
Menurut
dasar ukurannya, stratifikasi sosial dibagi menjadi :
a. Dasar
ekonomi
Berdasarkan
status ekonomi yang dimilikinya, masyarakat dibagi menjadi:
§
Golongan Atas › Termasuk golongan ini adalah
orang-orang kaya, pengusaha, penguasan atau orang yang memiliki penghasilan
besar.
§
Golongan Menengah › Terdiri dari pegawai
kantor, petani pemilik lahan dan pedagang.
§
Golongan Bawah › Terdiri dari buruh tani dan
budak.
b. Dasar
pendidikan
Orang yang
berpendidikan rendah menempati posisi terendah, berturut-turut hingga orang
yang memiliki pendidikan tinggi.
c. Dasar
kekuasaan
Stratifikasi
jenis ini berhubungan erat dengan wewenang atau kekuasaan yang dimiliki oleh
seseorang. Semakin besar wewenang atau kekuasaan seseorang, semakin tinggi
strata sosialnya. Penggolongan yang paling jelas tentang stratifikasi sosial
berdasarkan kekuasaan terlihat dalam dunia politik.
Fungsi Stratifikasi Sosial :
a.
Alat untuk mencapai tujuan.
b.
Mengatur dan mengawasi interasksi antar
anggota dalam sebuah sistem stratifikasi.
c.
Stratifikasi sosial mempunyai fungsi pemersatu.
d.
Mengkategorikan manusia dalam stratum yang
berbeda.
Dampak adanya stratifikasi sosial :
a. Dampak
Positif
Orang yang berada pada lapisan
terbawah akan termotivasi dan terpacu semangatnya untuk bisa meningkatkan
kualitas dirinya, kemudian mengadakan mobilitas sosial ke tingkatan yang lebih
tinggi.
b. Dampak
Negatif
Dapat menimbulkan kesenjangan sosial
2. Diferensiasi
Sosial
Menurut
Soerjono Soekanto, diferensiasi sosial adalah penggolongan masyarakat atas
perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejajar. Jenis
diferensiasi antara lain :
a. Diferensiasi
ras
Ras adalah
su8atu kelompok manusia dengan ciri-ciri fisik bawaan yang sama. Secara umum,
manusia dapat dibagi menjadi 3 kelompok ras, yaitu Ras Mongoloid, Negroid, dan
Kaukasoid. Orang Indonesia termasuk dalam ras Mongoloid.
b. Diferensiasi
suku bangsa
Suku
bangsa adalah kategori yang lebih kecil dari ras. Indonesia termasuk negara
dengan aneka ragam suku bangsa yang tersebar dari Pulau Sumatera hingga papua.
c. Diferensiasi
klen
Klen
merupakan kesatuan keturunan, kepercayaan, dan tradisi. Dalam masyarakat
Indonesia terdapat 2 bentuk klen utama, yaitu:
§
Klen atas dasar
garis keturunan ibu (matrilineal)
Contohnya yang terdapat pada
masyarakat Minangkabau.
§
Klen atas dasar
garis keturunan ayah (patrilineal)
Contohnya yang terdapat pada
masyarakat Batak.
d. Diferensiasi
agama
Di
Indonesia kita mengenal agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha,
Konghuchu, dan kepercayaan lainnya.
e. Diferensiasi
profesi
Masyarakat
biasanya dikelompokkan atas dasar jenis pekerjaannya.
f.
Diferensiasi jenis kelamin
Berdasarkan
jenis kelamin, masyarakat dibagi atas laki-laki dan perempuan yang memiliki
derajat yang sama.
E. Konflik
Sosial
Sumber
konflik:
1. Perbedaan kepentingan › setiap orang dan
kelompok memiliki kepentingan sendiri dan kepentingan yang berbeda untuk
mencapai hal-hal tertentu, hal ini dapat menyebabkan terjadinya konflik.
2. Perbedaan individual › setiap orang memiliki
komitmen, pendapat dan pendirian yang berbeda yang dapat menyebabkan konflik.
3. Perbedaan kebudayaan › berbeda suku juga
berbeda adat, beda kebiasaan dan tradisi yang bisa saja mengganggu suku atau
budaya lain yang tidak dapat menerima suatu budaya tertentu.
4. Perubahan
sosial › setiap masa atau zaman akan
berganti dan dapat merubah suatu kebiasaan atau nilai-nilai tertentu yang dapat
menyebabkan terjadinya konflik antar generasi.
Macam-macam konflik
1.
Individu atau kelompok (berdasarkan
pelakunya perorangan atau kelompok)
2.
Horizontal atau vertical (berdasarkan status
pihak-pihak yang terlibat, sejajar atau bertingkat)
3. Konflik Antaretnis (berdasarkan perbeaan adat
istiadat dan budaya yang berbeda, terkadang pendangan etnis tertentu terhadap
etnis lainnya saling bertolak belakang yang dapat mengundang konflik).
4. Konflik Antarnegara (terjadi apabila muncul
dominasi suatu Negara atas Negara lainnya)
Dampak
Konflik
1. Meningkatkan Solidartas kelompok › konflik
yang terjadi biasanya membuat suatu kelompok untuk terus bertahan sehingga
menciptakan situasi yang kondusif untuk mencapai tujuan yang sama untuk
bersama.
2. Menciptakan Integrasi yang Harmonis ›
integrasi atau pembauran (penggabungan) yang terjadi setelah konflik berlalu.
3. Memperkuat Identitas Pihak yang Berkonflik › dengan
adanya konflik, pihak-pihak yang terlibat semakin memahami identitasnya, baik
sebagai individu maupun sebagai anggota dari sebuah kelompok.
4. Menciptakan Kelompok Baru › dengan adanya
konflik yang terjadi dapat menciptakan suatu kelompok baru yang berkeinginan
atau bertujuan keluar dari konflik ataupun bertahan yang mana kelompok ini
tercipta karena adanya tekanan dari konflik itu sendiri.
5. Membuka Wawasan › konflik juga bisa membuka
wawasan kedua belah pihak yang bertikai.
6. Retaknya hubungan antar individu atau antar
kelompok.
7. Perubahan kepribadian › hal ini dapat terjadi
jika adanya tekanan yang membuat seseorang atau pihak yang dilanda konflik
mengalami penyimpangan atau perubahan kepribadian.
8. Dapat menghancurkan harta benda dan jatuhnya
korban manusia.
9. Jika kekuatan pihak-pihak yang bertentangan
seimbang, maka dapat dicapai akomodasi. Akan tetapi, jika tidak seimbang,
mengakibatkan terjadinya dominasi salah satu kelompok terhadap kelompok
lainnya.
Pengendalian Konflik
Jika dilihat dari keberadaan pihak
ketiga sebagai penengah, ada tiga macam bentuk pengendalian konflik sosial,
yaitu sebagai sebagai berikut :
1.
Konsiliasi › di dalam bentuk pengendalian ini,
konflik dikendalikan melalui sebuah lembaga.
Berikut ini adalah ciri-ciri lembaga tersebut :
-
Diakui oleh kedua belah pihak,
-
Keputusannya bersifat mengikat dan memaksa
pihak-pihak yang berkonflik.
-
Bersih dan berwibawa.
2. Mediasi › dalam mediasi ini pihak yang
berkonflik tidak harus melaksanakan apa yang dikatakan oleh sang mediator, yang
mana mediator hanya memberikan saran untuk menyelesaikan konflik tersebut.
3. Arbitrasi
› pengendalian ini memiliki pihak ketiga sebagai penengah yang keputusannya
harus dipatuhi oleh pihak yang berkonflik.
Berdasarkan yang berinisiatif
menyelenggarakan upaya pengendalian konflik, pengendalian konflik terdiri dari :
1. Paksaan › pihak yang
kuat yang memaksa pihak yang lemah untuk mengakhiri konflik.
2. Sukarela › adanya
kesepakatan untuk mengakhiri konflik dengan upaya perdamaian yang disepakati
oleh kedua puhak yang berkonflik.
DAFTAR
PUSTAKA
Sunarto,
Kamanto. 2000. Pengantar Sosiologi: Edisi kedua. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Soerjono,
Soekanto. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Horton B.
Paul dan Hunt L. Chester. 1996. Sosiologi. Jakarta: ERLANGGA.
http//www.google.com
http//www.wikipediaIndonesia.com
S. Alam,
Henry Hidayat. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial SMK XI. Jakarta : ERLANGGA.
Horton B.
Paul dan Hunt L. Chester. 1996. Sosiologi. Jakarta: ERLANGGA.
http//www.google.com
http//www.wikipediaIndonesia.com
S. Alam,
Henry Hidayat. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial SMK XI. Jakarta : ERLANGGA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar